Didaratan tinggi gayo inilah pusat perkebunan dan produksi kopi terbaik di dunia di hasilkan. Menurut kajian internasional, kopi arabika gayo mempunyai rasa paling khas dan Disukai dibandingkan kopi arabika yang di tanam di tempat lain. Cita rasanya yang memiliki unsur tanah, unik serta khas menjadi ciri utama kopi toraja ini. Kamu akan
Meskipunaromanya seperti ganja, tapi tidak menimbulkan halusinasi. Bakong atau tembakau Gayo asal Aceh adalah salah satu dari banyak jenis tembakau yang tumbuh di Indonesia. Ciri-cirinya tidak seperti yang ada pada tembakau biasanya. Tidak seperti tembakau, malah lebih mirip ganja dan warna hijaunya benar-benar mencolok.
NamaSunda memang sudah sangat khas sekali, tapi ternyata panggilan khusus untuk anak laki-laki juga ada. Seperti panggilan "Tole" untuk anak laki-laki lebih muda atau "Kacong" dalam bahasa Madura. Nama Sunda juga memiliki panggilan khas, yakni "Ujang", "Asep/Encep", dan "Aceng". Usut punya usut, menurut informasi, nama
Motifhiasan untuk sulaman aplikasi memiliki ciri- ciri yang telah ditentukan untuk memudahkan dalam pengerjaannya. Adapun ciri- ciri motif sulaman aplikasi yaitu: 55 a. Motif berukuran besar- besar b. Tidak berliku- liku c. Sudut- sudut tidak meruncing d. Jika motif tersebut lengkung, hendaknya lengkungan tidak terlalu curam 3 Tusuk Hias yang
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. TAKENGON - Gayo adalah salah satu etnis yang mendiami Dataran Tinggi Gayo DTG yang berada di wilayah tengah Provinsi Aceh. Suku yang tergolong dalam ras Proto Melayu Melayu Tua ini diperkirakan berasal dari India dan mulai datang ke Tanoh Gayo sekitar tahun sebelum Masehi. Saat ini, suku Gayo menjadi penduduk mayoritas di tiga kabupaten, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues'> Gayo Lues. Sebagian di antaranya juga menetap di Kecamatan Serba Jadi, Peunaron, dan Simpang Jernih, Aceh Timur. Selama ini, ada anggapan bahwa etnis Gayo berasal dari Suku Batak yang dikenal dengan Batak 27. Namun, berdasarkan hasil kajian arkeologis dari para ahli fosil dan kepurbakalaan Balai Arkeologi BALAR Medan, Sumatera Utara, menyatakan bahwa suku Batak justru berasal dari Dataran Tingi Gayo. • Ali Basrah Spd MM, Politisi Golkar, mantan Wakil Bupati Agara, dan Kini Anggota DPR Aceh Etnis Tertua di Nusantara Menurut salah seorang peneliti dari BALAR Medan, Ketut Wiradnyana, Suku Batak, sebelumnya dianggap telah mengungsi ke Dataran Tinggi Gayo dan menetap di wilayah tengah Provinsi Aceh, sehingga menjadi suku Gayo. Tetapi anggapan itu, terbantahkan setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog selama beberapa tahun di sejumlah titik di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian difokuskan para arkeolog, di Loyang gua Mendale, Loyang Ujung Karang dan Loyang Pukes, di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah. ibu-ibu di Mener Meriah memetik kopi Hasil dari penggalian situs-situs purbakala tersebut, ditemukan adanya kerangka manusia prasejarah. Setelah dilakukan penelitian secara ilmiah, kerangka manusia yang ditemukan itu, usianya berkisar antara hingga tahun. Itu artinya, Kawasan Dataran Tinggi Gayo, sudah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun silam. Jauh sebelum adanya Suku Batak dan suku-suku lain di Pulau Sumatera. Berkaca dari hasil penelitian secara ilmiah, Suku Gayo merupakan salah satu etnis tertua yang mendiami bumi Nusantara ini. • Sanger, Kopi Saling Ngerti Khas Aceh Seorang pengunjung foto di depan penari Saman. Beragam Budaya Selain itu, Gayo juga dikenal dengan etnis yang memiliki beragam budaya dan tradisi yang sebagian diantaranya masih digunakan oleh masyarakat yang berada di wilayah tengah provinsi berjuluk Serambi Mekkah itu. Secara administratif, sebelum pemekaran wilayah banyak terjadi di Indonesia, suku Gayo menjadi penduduk mayoritas di dua kabupaten di wilayah tengah dan tenggara, yaitu Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Kedua kabupaten ini kemudian mengalami pemekaran. Aceh Tenggara memekarkan Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues, sementara Aceh Tengah memekarkan Kabupaten Bener Meriah. Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Aceh Tenggara atau dikenal dengan Tanah Alas. Pada 10 April 2002, terjadi pemekaran dengan nama Kabupaten Gayo Lues'> Gayo Lues dengan Ibukota Blangkejeren. Sementara Kabupaten Bener Meriah melepaskan diri dari Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2003. Kabupaten Bener Meriah dengan Ibukota Redelong, juga didominasi oleh penduduk asli Suku Gayo, meskipun daerah ini, menjadi didiami beragam suku. Danau di Takengon Tiga Kelompok Suku Gayo terdiri atas tiga kelompok, yaitu masyarakat Gayo Lut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah. Gayo Lues'> Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues'> Gayo Lues dan Aceh Tenggara. Serta Gayo Serbejadi yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang dan Aceh Timur. • Sejarah Tugu Bundaran Simpang Lima Banda Aceh Tarian asal Gayo Asal Nama Gayo Ada banyak pendapat mengenai asal usul nama Gayo. Rentang sejarah yang amat panjang jika dikaji dengan seksama dan mendasar, terkadang dijumpai silang atau perbedaan pendapat dalam menemukan sisi kebenarannya. Hal ini disadari karena rentang waktu sejarah yang amat panjang, referensi yang terbatas ditambah banyaknya keterangan oleh para narasumber yang sifatnya turun-temurun. Menurut salah seorang penulis, Abidin, mengemukakan ada lima pendapat terkait asal-usul Suku Gayo. Pertama, kata Gayo berasal dari bahasa Batak Karo yang berarti kepiting. Pada zaman dahulu terdapat serombongan pendatang suku Batak Karo ke Blangkejeren, mereka melintasi sebuah desa bernama Porang. Tidak jauh dari perkampungan tersebut dijumpai telaga yang dihuni seekor kepiting besar, lantas para pendatang ini melihat binatang tersebut dan berteriak " Gayo… Gayo…". Konon dari sinilah kemudian daerah tersebut dinamai dengan Gayo. Kedua, dalam buku 'The Travel of Marcopolo' karya Marcopolo, seorang pengembara bangsa Italia. Dalam buku ini dijumpai kata drang-gayu yang artinya orang Gayu/ Gayo. Ketiga, kata Kayo dalam Bahasa Aceh, Ka berarti sudah dan Yo berarti lari/takut. Kayo berarti sudah takut atau lari. Keempat, kata Gayo berasal dari Bahasa Sanskerta, yang berarti gunung. Maksudnya adalah orang yang tinggal di daerah pegunungan. Kelima, dalam buku 'Bustanussalatin' yang dikarang oleh Nuruddin Ar-Raniry, pada tahun Masehi yang tertulis dengan huruf Arab. Di samping nama Gayo di atas ada juga disebutkan kata Gayor. Hal ini terjadi karena orang-orang tertentu tidak mengerti, bahwa yang sebenarnya adalah kata Gayo. • Dr Iqbal MA, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Tari Saman di Gayo Lues Sejarah Pada abad ke-11, Kerajaan Linge didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Makhdum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kesultanan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesen dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang keduanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda. Raja Linge I disebutkan mempunyai empat orang anak, yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga Ali Syah, Meurah Johan Johan Syah dan Meurah Lingga Malamsyah. Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana lalu dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaan bernama Lam Krak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamuri atau Kesultanan Lamuri. Sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi Raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Meurah Mege dikuburkan di Wih ni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk. Penyebab mereka migrasi tidak diketahui, akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Linge lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara. • Krueng Siron, Destinasi Wisata Baru di Bekas Camp Latihan Pasukan Khusus GAM Persawahan di Kabupaten Aceh Tengah. Kehidupan Sosial Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampung desa. Setiap kampung dikepalai oleh seorang reje kepala desa. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari reje raja, petue petua, imem imam dan rayat rakyat. Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas gecik, wakil gecik, imem dan cerdik pandai yang mewakili rakyat. Sebuah kampung biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah klan. Anggota suatu belah berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal dan berhubungan dengan adat istiadat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal juelen atau matrilokal angkap. Kelompok kekerabatan terkecil disebut sara ine keluarga inti. Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu, beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah klan. Pada masa sekarang, banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu, orang Gayo mengembangkan mata pencaharian dengan bertani di sawah dan beternak. Namun untuk saat ini, penghasilan utama masyarakat Gayo dengan mengembangkan komoditi kopi arabika Gayo. Selain itu, ada juga penduduk yang menjadi nelayan dengan menangkap ikan di Danau Lut Tawar, khususnya yang tinggal di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, serta sebagian diantaranya meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam dan menenun. Tetapi, untuk kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah nyaris terancam punah seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas. Kerawang Gayo, sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. • Kompleks Makam Panglima Polem dan Sejarah Singkat Perjuangannya Baju adat Gayo. Pakaian Adat Gayo Kerawang Gayo adalah nama sebutan terhadap motif ukir pada suku Gayo. Kerawang Gayo berkembang pada ukiran kain. Pakaian adat ini sering digunakan saat pesta pernikahan dan acara adat lainnya di wilayah tengah Provinsi Aceh, khususnya Gayo. Pakaian adat Gayo untuk laki laki pengantin baru disebut Aman Mayak, sedangkan untuk perempuan pengantin perempuan disebut Ineun Mayak. Berikut adalah perbedaan Aman Mayak dan Ineun Mayak. Untuk Aman Mayak, pengantin pria menggunakan bulang pengkah juga berfungsi sebagai tempat untuk menancapkan sunting. Selain bulang pengkah, digunakan juga baju putih,celana, beberapa gelang pada lengan, cincin, tanggang, genit rante, kain sarung, dan ponok sejenis keris. Unsur lain yang digunakan yaitu sanggul sempol gampang, sempol gampang bulet yang digunakan ketika akad nikah, dan sempol gampang kenang yang digunakan selama 10 hari setelah akad nikah diselenggarakan. Untuk Ineun Mayak, baju pengantin wanita terdiri dari baju, ikat pinggang ketawak dan sarung pawak. Untuk perhiasan menggunakan mahkota sunting, cemara, sanggul sempol gampang, lelayang, ilung-ilung, subang ilang dan anting-anting subang gener yang semuanya digunakan sebagai hiasan kepala. Untuk bagian leher, tergantung pada kalung tanggal, apakah terbuat dari perak atau uang perak tanggang birah-mani dan uang perak tanggang ringgit, serta belgong sejenis manik-manik. Untuk kedua lengan hingga ujung jari, diperindah dengan berbagai jenis gelang, seperti topong, gelang giok, gelang puntu, gelang bulet, gelang berapit dan gelang beramur, serta berbagai jenis cincin seperti cincin sensim belam keramil, sensim patah, sensim genta, sensim kul, sensim belilit dan sensim keselan. Pada bagian pinggang, tidak hanya ikat pinggang, tapi juga digunakan rantai genit rante. Untuk pergelangan kaki digunakan gelang kaki dan tak ketinggalan upuh ulen-ulen atau selendang. • Meuligoe Bupati Bireuen, Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Rumah Adat Gayo Rumah adat tradisional Gayo dikenal dengan nama Umah Pitu Ruang yang berarti rumah tujuh ruang. Rumah ini berbentuk rumah panggung yang berdiri di atas suyen tiang setinggi dua meter. Biasanya tiang rumah terbuat dari kayu damar. Umah Pitu Ruang, rumah adat gayo Serambi Indonesia Umah Pitu Ruang berbentuk persegi panjang dan dihuni oleh beberapa keluarga. Panjang bangunan berkisar antara 5-9 tiang dan lebarnya sekitar empat tiang terdiri atas tiga ruangan. Kedua tiang panjang banjar tengah di sebut reje tiang dan peteri atau mentri. Letak rumah Gayo biasanya membujur dari timur ke barat dan letak tangga yang menuju pintu masukbiasanya dari arah timur atau utara. Rumah yang dianggap normal letaknya dibangun di arah timur sampai barat, disebut bujur dan yang letaknya utara sampai selatan disebut lintang. Jika sama sekali tidak mengikuti arah mata angin, maka rumah seperti ini disebut sirung gunting. Rumah Adat gayo merupakan rumah panggung dengan tinggi tiang antara 2–2,5 meter dengan jumlah tiang 39 batang. Ada yang berbentuk persegi empat dan delapan, terbuat dari kayu, beratap ijuk, dan tidak menggunakan paku serta dapat bertahan selama ratusan tahun. Penggunaan tiang penyangga yang selalu berjumlah ganjil secara filosofi melambangkan nilai keislaman. Rumah adat Gayo memiliki tujuh ruang, dengan satu ruang utama yang dinamakan lepo. Rumah dengan tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan rumah dengan lima ruang memiliki 24 tiang. Tiang-tiang tersebut berdiri pada pondasi yang terbuat dari batu kali ataupun batu alam dan tiang-tiangnya terbuat dari kayu uyem pinus. • Lompong Sagu, Makanan Khas Kabupaten Aceh Singkil Makanan Khas Gayo Ada beberapa makanan yang biasanya hanya dapat ditemukan di Gayo. Makanan-makanan tersebut memiliki keunikan masing-masing, seperti makanan khas daerah lainnya. Ke indahan alam Takengon Di antaranya Gutel yang merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut dan garam yang dibentuk lonjong. Dua buah gutel yang sudah dibentuk kemudian disatukan dengan menggunakan daun pandan atau daun pisang, kemudian dikukus. Biasanya gutel sering dinikmati di pagi atau sore hari dengan ditemani secangkir kopi arabika maupun robusta khas Gayo. Ada juga makanan bernama lepat. Makanan ini biasanya menjadi sajian khas menjelang bahkan di bulan Ramadan atau menyambut Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Makanan ini, komposisinya terdiri dari tepung ketan yang dicampur dengan gula aren, diisi dengan kelapa parut yang juga dimasak dengan gula terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan daun pisang. Berikutnya sajian masakan ikan Masam Jeng. Makanan ini merupakan olahan ikan mujair, depik serta beberapa jenis ikan air tawar yang dimasak dengan kuah kuning dan bercita rasa asam pedas. Masam jeng juga terkadang dicampur dengan beberapa jenis sayuran seperti kentang, labu siam, kacang koro, dan untuk menambah aromanya terkadang ditambah daun gegarang serta buah empan andaliman. Seni dan Budaya Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian karena hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal antara lain tari Saman dan seni bertutur yang disebut Didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu, Sebuku /Pepongoten seni meratap dalam bentuk prosa, guru didong dan melengkan seni berpidato berdasarkan adat. Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong dan rajin mutentu. Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri mukemel. Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo. Menjemur kopi Bahasa Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai alat berinteraksi sehari-hari oleh suku Gayo. Bahasa Gayo ini mempunyai keterkaitan dengan Bahasa Suku Karo di Sumatra Utara. Bahasa ini termasuk kelompok bahasa yang disebut 'Northwest Sumatra-Barrier Islands' dari rumpun Bahasa Austronesia. Bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan Bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge, dan Gayo Lues'> Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan pengaruh Bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di Aceh Tamiang, sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu karena lebih dekat ke Sumatra Utara. Kemudian, Gayo Lues'> Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh Bahasa Alas dan Bahasa Karo karena interaksi yang lebih banyak dengan kedua suku tersebut lebih-lebih komunitas Gayo yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara. Dialek pada Suku Gayo, menurut Melalatoa, dialek Gayo Lut terdiri dari subdialek Gayo Lut dan Deret, sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues'> Gayo Lues terdiri dari subdialek Gayo Lues'> Gayo Lues dan Serbejadi. Subdialek Serbejadi sendiri meliputi sub-subdialek Serbejadi dan Lukup. Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek Bahasa Gayo sesuai dengan persebaran Suku Gayo tadi Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul. Namun demikian, dialek gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang dinamakan dialek Bukit dan Cik. Dalam Bahasa Gayo, memanggil seseorang dengan panggilan yang berbeda menunjukan tata krama, sopan santun, dan rasa hormat. Seperti pemakaian ko dan kam yang keduanya berarti kamu atau anda. Panggilan ko biasa digunakan orang tua atau lebih tua kepada yang muda. Sementara itu kata kam lebih sopan dibandingkan dengan ko. Bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan Bahasa Gayo lainnya.SerambiWIKI/Mahyadi/Hendri
7 Ciri Unik Tari Saman yang Perlu Diketahui Pernahkah kamu melihat pertunjukan tarian tradisional khas Aceh yang ditarikan oleh sekelompok wanita yang duduk berbaris dan menyebutnya sebagai Tari Saman? Atau apakah ketika SMP/SMA dulu kamu pernah ikut ekstrakulikuler Tari Saman? Ternyata tari tersebut bukanlah Tari Saman yang sebenarnya. Masih banyak orang yang salah presepsi mengenai tari saman. Padahal tarian ini merupakan salah satu Intangible Culture Heritage of Humanity warisan budaya umat manusia yang tidak berwujud yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 24 November 2011. Tari Saman pada GBA Gelar Budaya Aceh 2015 Tari Saman adalah tarian tradisional khas Suku Gayo Lues dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam buku Tari Saman yang disusun oleh Ridhwan Abd Salam, banyak versi asal usul Tari Saman dan nama Saman, mulai dari gerakan yang diciptakan 7 anak raja, hingga tarian yang diciptakan oleh Syeikh Saman yang menyebarkan agama islam di Gayo Lues. Saya merekomendasikan buku ini bagi yang ingin mengetahui lebih dalam soal Tari Saman. Di dalamnya juga dibahas mengenai saman yang dipertandingkan saman jalu, filosofi Tari Saman, hingga syair Tari saman dalam Bahasa Gayo dan artinya. Ada beberapa ciri utama tari saman 1. Wajib Ditarikan oleh Laki-Laki Di Suku Gayo, hanya kaum adam yang boleh menarikan Tari Saman. Gerakan-gerakan pada tarian ini melibatkan memukul dada dengan cepat dan keras, sehingga secara fitrah dan kodrat perempuan tidak mungkin memukul dada dengan keras untuk mengeluarkan suara yang nyaring. Tarian ini juga tidak boleh ditampilkan duduk berselang-seling antara pria dan wanita. Jadi tarian tradisional Aceh yang sama-sama berbaris namun ditarikan oleh wanita itu bukanlah Tari Saman, bisa jadi tarian tersebut adalah Ratoh Duek, Ratoh Jaroe atau Rateb Meuseukat. 2. Jumlah Penari Harus Ganjil Syarat sah lainnya adalah jumlah penari harus ganjil, misalnya 11 orang. Bisa juga ditambah menjadi 13, 15, 17, 19 dan seterusnya disesuaikan dengan kondisi tempat dan keperluan. 3. Menggunakan Bahasa Daerah Gayo Syair-syair penuh makna dalam tarian ini dibawakan dalam bahasa Gayo. Bahasa Gayo berbeda dengan bahasa Aceh, bahkan orang Aceh sendiri banyak yang tidak memahami bahasa ini. Syair pengiring yang dibawakan bernuansa islami dan sarat akan pesan dakwah. Isi dari nyanyian biasanya diawali dengan salam serta penghambaan kepada Allah SWT dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW, dilanjutkan dengan penghayatan nilai-nilai agama dan pesan-pesan untuk kemajuan Contoh syair Tari Saman adalah sebagai berikut Iye kubalik berbalik gelap urum terang Uren urum sidang Si munamat punce ha e he Allah hu Mat jari mule kite, ku ko ara dosaku Mat jari kite miyem apus ntuhen nge dosate Silih berganti gelap dengan terang Yang mengendalikannya adalah Allah Mari kita bersalaman, untuk saling memaafkan Bersalaman hangat, agar Tuhan hapus dosa 4. Gerakan Ditarikan tanpa Jeda Pada beberapa tarian khas Aceh, seringkali setiap selesai satu lagu atau gerakan penari akan diam sejenak selama beberapa detik. Pada Tari Saman, dari awal penari tidak akan berhenti. Akan ada beberapa kali gerakan kosong gerakan saja tanpa ada syair, namun tidak ada jeda antara gerakan kosong dan gerakan yang ada syairnya. Menurut Saya transisi antar gerakannya terlihat mulus dan tidak kaku. 5. Para Penari Memakai Pakaian Adat Gayo Untuk dapat menarikan Tari Saman, pakaian wajibnya adalah pakaian tradisional khas Suku Gayo. Kostum yang digunakan menutup aurat. Satu set pakaian ini terdiri dari baju kantong baju berbordir dengan motif yang bernama kerawang, suel naru celana panjang motif kerawang, pawak sejenis kain sarung sebatas lutut yang berbordir, dan aksesoris lain seperti ikat tangan dan topi berbentuk melingkar. Bagain pernak-pernik pada dada membuat gerakan memukul dada dengan tangan terdengar nyaring dan tebal. 6. Pemimpin Tari Berada dalam Satu Barisan Berbeda dengan tarian tradisional khas Aceh lain seperti Ratoh Duek, Rateb Meuseukat, Tarek Pukat, Rapa’i Geleng dan Likok Pulo yang biasanya syeikh yang memimpin lagu berada di luar barisan, pada Tari Saman, sang pemimpin syair, biasa disebut pengangkat, berada di tengah barisan sambil duduk. 7. Tidak Menggunakan Alat Musik Tari Saman tidak menggunakan alat musik sama sekali. Bunyi-bunyi yang muncul hanya berasal dari suara mulut, jentikan jari, tepuk tangan dan tepukan tangan ke anggota tubuh lainnya. Hal ini berbeda dengan tarian tradisional Aceh lain yang menggunakan Rapa’i sejenis rebana dan Serune Kalee alat musik tiup mirip seruling. Oleh karena itu, tidak diperlukan alat rekaman untuk menarikan tarian ini. Itulah 7 ciri khusus yang membedakan Tari Saman dengan tarian lainnya. Setelah membaca artikel ini, sekarang kita jadi dapat membedakan Tari Saman dengan Tari lainnya. Kawan-kawan juga tidak perlu sungkan untuk membagian artikel ini agar lebih banyak orang teredukasi dan tidak salah paham mengenai Tari Saman Agar dapat lebih kenal dengan Tari Saman, yuk cek video tarian ini yang ditampilkan pada acara Gelar Budaya Aceh, sebuah pagelaran tahunan UKA Unit Kebudayaan Aceh ITB yang diadakan di Bandung. Video yang dimaksud dapat dilihat pada tautan berikut.
Contoh soal ulangan terbaru UTS Seni Budaya Keterampilan SBK Semester 2 Kelas 6 SD/MI Tahun Ajaran 2017/2018. Sumber materi soal ulangan sesuai dengan kisi-kisi, kurikulum 2013 K13 dan buku paket dan berkas lembar soal ulangan tengah semester genap. Soal Ulangan UTS SBK Kelas 6 Semester 2 Dibawah ini adalah 35 soal latihan UTS mata pelajaran SBK/SBdP sebagai bahan acuan persiapan menghadapi ulangan semester 2/genap dan bisa di download. I. Berilah tanda silang X pada jawaban yang tepat! 1. Jenis tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata disebut tari........ a. klasik b. rakyat c. modern d. kreasi baru 2. Motif gambar yang dibuat dengan pola teratur dan digunakan sebagai hiasan disebut......... a. motif hias b. relief c. patron d. disain 3. Alat musik kecapi dimainkan dengan cara...... a. ditiup b. digesek c. dipetik d. digoyang 4. Sebelum adanya bahan baku kain, nenek moyang kita membuat motif hias pada......... a. tembok b. tubuh dan kulit kayu c. tempurung kelapa d. batu cadas 5. Dibawah ini adalah salah satu jenis alat musik petik, yaitu....... a. gong b. bonang c. siter d. simbal 6. Jenis batik Jawa motif garis-garis disebut motif......... a. abstrak b. lurik c. truntum d. jumputan 7. Salah satu ciri khas motif sulaman kasab timbul yaitu......... a. disulam dari benang jahit warna-warni b. sulaman disusun secara teratur dan berulang-ulang c. bagian dalam motif sulaman diisi potongan karton d. motif sulaman berupa motif geometris 8. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan suasana pantai adalah....... a. anging mamiri b. bubuy bulan c. apuse d. praon 9. Ciri khas dari motif poleng terdapat pada makna simboliknya. Motif kotak-kotak hitam dan putih secara berselang-seling mengandung makna......... a. baik dan buruk b. hambar dan asin c. laki-laki dan perempuan d. api dan air 10. Jenis gambar ilustrasi disebut juga gambar......... a. cerita b. dekorasi c. drama d. Karikatur 11. Nama alat lukis untuk menggambar yang tidak memerlukan pengencer yaitu......... a. cat poster b. cat air c. konte d. tinta 12. Dalam menggambar ilustrasi suasana alam sekitar, bingkai pemandang memiliki fungsi untuk...... a. memilih sudut pandang suasana alam yang paling menarik b. membidik gambar suasana alam dalam bentuk foto c. membuat sketsa kasar suasana alam yang diamati d. membingkai gambar suasana alam yang telah dibuat 13. Jenis alat musik yang dinamakan Sampek berasal dari daerah..... a. Jawa Barat b. Jawa Tengah c. Kalimantan d. Papua 14. Nama gendang yang terdapat di Papua, Kalimantan Tengah, dan Maluku disebut Gendang........ a. Jawa b. tifa c. melayu d. karo 15. Jensi musik Thek-Thek atau Kentungan berasal dari provinsi......... a. Jawa Barat b. Jawa Timur c. Jawa Tengah d. Papua 16. Nama tangga nada yang digunakan dalam lagu ”Soleram” yaitu........ a. diatonik mayor b. diatonik minor c. pentatonik d. septatonik 17. Nama lagu yang isi syairnya menggambarkan kegagahan burung garuda dan yang menjadi lambang negara kita yaitu lagu......... a. Manuk Dadali b. Apuse c. Gundhul Pacul d. Soleram 18. Jenis musik Thek-Thek atau Kentungan dimainkan oleh............orang. a. 20 sampai 30 b. 20 sampai 40 c. 30 sampai 40 d. 30 sampai 50 19. Pola garis-garis di lantai yang dibentuk oleh formasi penari disebut........ a. properti b. pola lantai c. pola tari d. ekspresi 20. Bentuk pola lantai dalam karya seni tari harus disesuaikan dengan....... a. jumlah penari, gerak tari, dan tempat pertunjukan b. busana, tata rias, dan panggung c. panggung, properti, dan tata rias d. tata lampu, busana, dan gerak 21. Seni tari Kuda Gepang Putri berasal dari daerah....... a. Sumatra Selatan b. Kalimantan Selatan c. NTB d. Maluku 22. Seorang Koreografer dapat menunjukkan kemampuannya dalam mencipta karya tari melalui........ a. pergelaran b. wawasan c. apresiasi d. ekspresi 23. Dalam Tari Kuda Kepang diperagakan secara....... a. berpasangan b. duet c. berkelompok d. perseorangan 24. Nama tarian yang berasal dari daerah Surakarta yaitu tari....... a. Lengger b. Srimpi c. Jaipongan d. Remo 25. Nama musik gambang kromong berasal dari daerah...... a. bali b. Madura c. Jakarta d. lampung Soal UTS SBK Kelas 6 Semester 2 II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar! Alat musik Pianika termasuk kategori alat musik........ Ciri khas unik dari Sulaman Gayo........ Jenis alat musik seperti biola dimainkan dengan cara........ Kain poleng Bali memiliki fungsi untuk........ Lagu yang berjudul Cening putri ayu berasal dari daerah....... Nama alat musik Sampe berasal dari daerah........ Pada motif hias meander memiliki bentuk........ Sebuah gambar yang berfungsi untuk menerangkan teks atau cerita agar lebih mudah dipahami disebut gambar........ Sebutkan 2 contoh jenis alat musik yang dimainkan dengan cara digoyang adalah........ Suatu rangkaian nada-nada yang bergerak naik turun disebut........ Download Soal SBK Kelas 6 Semester 2 Ikuti terus blog Zona Soal ini agar kalian mendapatkan rangkuman materi pelajaran dan kumpulan contoh soal-soal latihan seperti soal Ulangan Tengah Semester UTS, soal Ulangan Akhir Semester UAS, soal Ulangan Kenaikan Kelas UKK, Ulangan Bersama atau Ujian Nasional UN untuk SD, MI, SMP, SMA, SMK maupun MTs yang telah disesuaikan dengan kisi-kisi tahun ajaran terbaru. Demikian contoh latihan soal UTS Mata pelajaran Seni Budaya Keterampian SBK, Seni Budaya dan Prakarya SBdP Semester 2 untuk Sekolah Dasar kelas 6 dan MI. Semoga bermanfaat, selamat belajar dan SUKSES.
Suku yang memiliki adat dan budaya unik di wilayah ujung Sabang Indonesia salah satunya yakni Gayo. Suku tersebut sangat terkenal karena memiliki beberapa atraksi budaya yang menjadi ciri khas Suku Gayo dan diperkenalkan secara umum. Salah satu contohnya seperti tari saman, tentu semua orang di seluruh Indonesia mengenal tarian ini. Tidak hanya atraksi budayanya yang menonjol, kebiasaan dan kehidupan mereka pun terbilang cukup unik, karena sejarah asalnya. Suku Gayo berasal dari India dan termasuk dari golongan ras Proto Melayu. Dalam sejarahnya, Suku Gayo mulai mendatangi wilayah Aceh diperkirakan sejak 2000 tahun yang lalu. Kamu bisa mengetahui ciri khas suku Gayo uniknya melalui poin-poin berikut ini. A. Ciri Khas Suku Gayo di Aceh Bahasa Lokal di Daerah Adat Suku Gayo Suku Gayo menggunakan bahasa Gayo yang digunakan untuk seluruh percakapan sehari-hari. Bahasa tersebut sebenarnya memiliki sebuah keterkaitan yang sedikit mirip dengan bahasa yang digunakan oleh Suku Karo di Sumatera Utara. Jika dikelompokkan berdasarkan perkembangan dan sejarahnya, Bahasa Gayo tergolong dengan kelompok Bahasa Astronesia. Kamu akan menemui perbedaan beberapa pengucapan bahasa tersebut di wilayah persebaran Suku Gayo. Karena di sebagian wilayah penggunaan Bahasa Aceh berpengaruh lebih besar, terutama di Aceh Timur. Tergolong ke dalam Dinasti Lingga Kamu perlu mengetahui bahwa ciri khas Suku Gayo juga bisa dilihat dari sejarah pada Dinasti Lingga. Dinasti tersebut berasal dari kisah kehidupan masyarakat pada masa kerajaan Karo di Sumatera. Kerajaan ini nantinya akan berubah menjadi Kesultanan Aceh. Bangsa Gayo dari Dinasti Lingga juga menyebarkan kekuasaannya pada masa kerajaan dan membentuk Kerajaan Johor Baru yang ada di Malaysia. Suku Gayo di Aceh merupakan generasi yang berasal dari peristiwa tersebut. Memiliki Marga Ciri khas Suku Gayo yang cukup umum terjadi sama seperti pada kebanyakan suku lainnya yakni kepemilikan marga. Namun, hal ini tidak terjadi dan tidak digunakan oleh masyarakat Suku Gayo yang telah modern. Baca juga Ciri Khas Suku Bugis Ciri Khas Suku Sasak Penduduk yang masih mencantumkan nama marganya tinggal di wilayah Bebesen. Mereka menerapkannya dengan tujuan untuk mengetahui dengan pasti asal mula garis keturunan mereka. Beberapa nama marga suku Gayo seperti Jongok, Kala, Gunung, Melala, Munte, Tebe, dan masih banyak lainnya. B. Ciri Khas Suku Gayo dari Sisi Tradisi Memiliki Tarian Terkenal dan Khas Hampir semua orang tentu mengetahui ciri khas Suku Gayo yang berasal dari salah satu karya seni terbaiknya, berupa tarian. Tari Saman merupakan tarian khas dari Suku Gayo yang biasa dilakukan saat menggelar tradisi Bejaman Saman sebagai simbol keakraban. Selain Tari Saman, beberapa tarian lain yang tidak kalah populer dan khas seperti Tari Munalu, Tari Guel, dan Tari Bines. Semua tarian ini biasa digunakan pada acara penting, seperti penyambutan tamu, serta pada acara pernikahan. Tradisi Wajib Bejamu Saman Ciri khas Suku Gayo yang sangat terkenal yakni ketika mereka melakukan tradisi yang bernama Bejamu Saman. Tradisi ini dilakukan secara rutin setiap tahun, khususnya di daerah Gayo Lues pada saat hari-hari besar Islam, seperti Idul Adha atau Idul Fitri. Bejamu Saman dilakukan dengan cara duduk sejajar berdelapan, kemudian melakukan gerakan yang biasa dikenal sebagai tari Saman. Mereka juga melakukan beberapa aktivitas yang menjadi simbol keakraban, seperti meminum kopi dan bertukar rokok. Mereka memastikan bahwa tradisi ini dapat dilakukan secara turun temurun. Pakaian Khas Adat Suku Gayo Pakaian Suku Gayo juga memiliki nama yang sama dengan banyak hal, mulai dari wilayah tempat tinggal, nama suku, dan bahasanya. Pakaian adat memiliki motif yang dinamakan sebagai Karawang Gayo, motif ini memenuhi kain pada baju mereka. Kategori nama pakaian terbagi lagi sesuai dengan yang dikenakan oleh para perempuan dan laki-laki. Pakaian adat yang dikenakan oleh perempuan dinamakan sebagai Ineun Mayok. Sedangkan untuk laki-laki dinamakan sebagai Aman Mayok, dengan fungsi masing-masing yang penting dikenakan saat melangsungkan berbagai acara adat. C. Ciri Suku Gayo yang Menarik Seni Tradisional Didong Suku yang mendiami daratan Gayo di wilayah Aceh ini memiliki banyak hal unik di bidang kesenian dan sastra. Salah satu hasil karya mereka di bidang tersebut berupa seni Didong. Sebagian besar dari Kamu tentu belum mengetahuinya, seni Didong merupakan sebuah karya tradisional Gayo yang mencampurkan beberapa unsur kesenian. Unsur-unsur tersebut antara lain yakni seni sastra berupa syair yang diiringi dengan tari-tarian. Didong selalu dilakukan pada saat malam hari di beberapa saat tertentu. Tujuan dilangsungkannya acara ini untuk memberikan motivasi kehidupan yang berharga kepada seluruh masyarakat adat Gayo. Kehidupan Khas Pasca Pernikahan Keunikan budaya suku gayo yang terbilang cukup menarik yakni kebiasaan mereka setelah melangsungkan acara pernikahan. Mereka percaya bahwa kehidupan setelah menikah lebih diberkahi jika dilakukan secara berdampingan, baik di lingkungan suami atau istri. Kebiasaan tersebut banyak dipegang oleh masyarakat Suku Gayo yang tinggal di beberapa wilayah. Hal itu membuat sebagian besar dari mereka jarang merantau setelah menikah. Mereka banyak menghabiskan waktu di daerah asal bersama keluarga. Hidup Terbagi dalam Tiga Kelompok Suku Gayo yang mulai mendiami daratan Aceh ini memiliki banyak sekali sejarah yang tertulis dalam versi berbeda. Bangsanya cukup terkenal karena memiliki kebudayaan dengan nilai yang dipegang sangat erat dan kuat. Baca juga Ciri Khas Suku Bajo Ciri Khas Suku Sunda Kamu bisa menemui masyarakat adat dengan melihat ciri khas Suku Gayo secara langsung dengan mengunjungi beberapa wilayah persebaran mereka. Antara lain di wilayah bener Meriah dan Aceh Tengah yang didiami Gayo Laut. Kemudian di Aceh Tenggara dan Gayo Lues yang didiami oleh masyarakat Gayo Lues, serta Gayo Blang di Aceh Tamiang.
ciri khas unik dari sulaman gayo